DIDADAMEDIA, Bandung - Pengembangan pariwisata halal Indonesia jadi salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata sejak lima tahun lalu.
Data Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 menunjukkan, hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) diproyeksikan menembus angka 230 juta di seluruh dunia.
Selain itu, pertumbuhan pasar pariwisata halal Indonesia di tahun 2018 mencapai 18%, dengan jumlah wisatawan muslim (wislim) mancanegara yang berkunjung ke destinasi wisata halal prioritas Indonesia mencapai 2,8 juta dengan devisa mencapai lebih dari Rp40 triliun.
"Wisata tidak hanya untuk senang-senang tetapi untuk membentuk karakter bersama anak dan keluarga," ujar Cheriatna dari Cheria Halal Holiday, salah satu agen perjalanan wisata saat ditemui di Bandung, Kamis (19/9/2019).
Banyak yang bertanya, mengapa semakin banyak orang yang menyukai wisata halal. Sebab, wisata halal sangat mengutamakan makanan yang disajikan harus selalu halal ketika berwisata ke luar negeri.
Di beberapa negara yang mayoritas non-muslim, wisatawan muslim agak kesulitan mencari menu-menu halal, dengan proses pengolahan yang juga halal. Terlebih untuk tetap menjalankan kewajiban sholat lima waktu, meski sedang menikmati liburan dengan keluarga dan kerabat.
Dengan segala kebutuhan itu, semua pelaku industri wisata semakin dituntut untuk mampu berpikir kreatif, sehingga menyediakan jasa yang unik agar dapat memenuhi hasrat kebutuhan wisatawan.
"Bagaimana memanfaatkan quality time bersama keluarga dan tetap membiasakan diri untuk tidak meninggalkan ibadah meski sedang berwisata. Ini sangat penting bagi perkembangan anak," ungkapnya.