DIDADAMEDIA, Bandung - Sekitar 1.500 murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Bandung menyuguhkan kreasi seni dan lagu, kaulinan tradisional di Taman Lalu Lintas Ade Irma Nasution, Jalan Belitung, Rabu (18/9).
Kegiatan ini merupakan pembinaan kreativitas anak usia dini sekaligus upaya meningkatkan daya motorik anak dengan mengusung tema Budaya Lokal di Era Digital.
Anak-anak PAUD yang terlibat dalam kegiatan ini nampak antusias bermain permainan tradisional sepert surser, cingciripit, dan tali karet. Mereka juga mempertunjukan tarian tradisional Sunda.
“Perkembangan kecerdasan kreativitas dan kemampuan emosi, merupakan aspek yang berada pada diri anak. Maka kreativitas menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya motoriknya,” jelas Sektetaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra dalam rilis Pemkot Bandung.
Menurut Cucu, ini juga merupakan bentuk dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mengembangkan stimulan sejak dini. “Ini akan menjadi terbiasa bagi anak untuk selalu berfikir. Perlunya bagi individu untuk meningkatkan kreativitas,” katanya.
Lebih jauh Cucu menuturkan, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional PAUD, aspek perkembangan anak usia dini meliputi nilai moral dan agama, fisik dan motorik, bahasa, sosial, emosional dan seni.
“Sejak usia dini, kreativitas memberikan dorongan yang sangat signifikan. Kondisi ini membantu dalam melakukan kegiatan kreatif,” tuturnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Kota Bandung, Siti Muntamah Oded menyampaikan, anak usia dini itu harus dikembangkan kreativitasnya. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Dinas Pendidikan menjadi garda utama untuk membentuk dan mendorong anak usia dini lebih kreatif dalam menghadapi era digital.
“Pembinaan ini dengan berbagai macam kreativitas mulai motorik, menghadirkan seni. Ada juga Talk Show pola asuh anak di era digital. Ini harus diapresiasi,” ujarnya.
Di era digital ini, Umi, sapaan akrab Siti Muntamah berpesan, penggunaan gawai atau gadget oleh anak-anak harus dibatasi. “Di usia dini ini dengan kreativitas dan motorik yang sehat, gadget harus dibatasi sesuai kebutuhan. Sehingga orangtua membuat strategi agar digunakan seperlunya,” katanya.