Lewat Teknologi, PD Kebersihan Atasi Masalah Sampah Kota Bandung

lewat-teknologi-pd-kebersihan-atasi-masalah-sampah-kota-bandung . (Ilustrasi/net)

DIDADAMEDIA, Bandung - PD Kebersihan akan memanfaatkan sejumlah teknologi untuk mengatasi masalah sampah di Kota Bandung.

Selain itu program  Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman) yang digulirkan Pemerintah Kota Bandung akan terus disosialisasikan. Hal itu diungkapkan, Penjabat Sementara Dirut PD Kebersihan, Gun Gun Saptari Hidayat.

Lebih detail ia juga menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan berbagai metode. Salah satunya akan memfokuskan pada menanganan masalah sampah organik. Harapannya, jumlah sampah organik yang terkelola menjadi lebih besar.

"Tahun depan kita siapkan, mungkin angkanya di berat 'ton'. Sekarang yang ada itu kompos beberapa jenis, kita coba semuanya. Seperti komposter, lalu peyeumisasi dan biodegester," kata Gun Gun.

Tak hanya itu, Gun Gun mengatakan, upaya mengedukasi masyarakat dengan menciptakan model-model pengelolaan sampah juga akan terus dikembangkan.

"Tahun ini kita siapkan model-model sampahnya ya. Sudah coba beberapa metode skalanya besar, kapasitasnya di bawah 100 kilo per hari," ujarnya.

Terlebih diakuinya, dengan adanya Kang Pisman, pengelolaan daur ulang sampah cukup meningkat.

"Budaya pemisahan sampah dan pengurangan sampah memang dengan adanya gerakan Kang Pisman ini masyarakat cukup tinggi. Pertumbuhan bank sampah juga cukup naik signifikan. Kalau lihat omzet bank sampah, kalau dikalkulasikan setahun itu bisa berputar ratusan juta," jelasnya.

Sementara itu, Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Yana Mulyana yang hadir di acara tersebut juga memastikan bakal terus memasifkan Kang Pisman.

"Saat ini memang belum ada masalah. Tetapi tahun depan begitu TPA Sarimukti sudah tidak beroperasi, kita nggak punya TPA lagi," ujarnya.

Oleh sebab itu, Yana menegaskan, Pemkot Bandung akan terus mencari solusi untuk permasalahn sampah di Kota Bandung.

“Kita sama-sama cari solusi metode untuk selesaikan sampah ini. Seperti dengan, magot, komposter atau biodegester. Cukup banyak inovasi, mari kita bersama mengubah kultur," ajaknya.


Editor: redaktur

Komentar