DIDADAMEDIA, Bandung - Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung fungsinya akan lebih luas dan umum karena bakal menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pasalnya dengan berbagai kecanggihan teknologi dan luas rumah sakit, menjadi acuan untuk meningkatkan pelayanan dari khusus ibu dan anak manjadi untuk umum.

Hal itu diungkapkan Direktur RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore pada kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (20/8). RSUD pertimbangan yang utamanya itu kebutuhan masyarakat. Selain itu, bangunan yang sedemikian besar, mulai tempat tidur yang banyak. Mungkin kalau hanya ibu dan anak banyak yang kosong. Begitu juga bagi para dokter," katanya.

Bahkan, RSKIA Kota Bandung juga akan melayani peserta BPJS Kesehatan. "BPJS berlaku, semua pelayanan bisa masuk. Nanti juga akan melayani penyakit dalam, bedah, pelayanan mata, THT (Telinga Hidung Tenggorokan), pelayanan saraf, bahkan ruang jantung kita siapkan," tandas sosok yang pernah menjadi dokter tim Persib Bandung tersebut.

Sementara itu, proses pembangunan RSKIA Kota Bandung telah mencapai 95%. Rencananya, Desember mendatang tuntas dan pada Januari 2020 sudah beroperasi.

"Perkembangan pembangunan RSKIA Jalan Wahid Hasyim Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung, sudah mencapai 95%. Sisa 5% tinggal tahap finishing seperti pemasangan meubel, asesoris ruangan, alat kesehatan dan sebagainya," tambah Taat.

Rumah sakit yang memiliki luas bangunan 47.000 m² itu, akan diisi sebanyak 500 tempat tidur dan 15 lantai termasuk 2 lantai basement. Pembangunan merogoh kocek dana sekitar Rp750 miliar.

Pembangunan yang hingga kini sudah berjalan tiga tahun itu, diharapkan Taat bisa rampung akhir tahun. Sehingga awal tahun 2020 sudah bisa beroperasi. "Membangunnya kurang lebih tiga tahun dari 2017 sampai 2019 ini. Mudah - mudahan tahun ini selesai bisa operasional di Januari 2020. Jadi begitu dibuka bisa langsung beroperasi," tuturnya.