DIDADAMEDIA, Bandung - Gunung Tangkuban Parahu kembali menunjukkan aktifitasnya. Pada Kamis 1 Agustus 2019 malam hari kemarin sekitar pukul 20.46 WIB.
Ketinggian kolom abu teramati kurang lebihnya 180 m dari dasar kawah. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 11 menit 23 detik.
"Erupsi juga kembali terjadi pada pukul 01:45, 03:57 dan 04:06 (masih berlangsung hingga saat ini) WIB. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale)," kata Kepala PVMBG Kasbani, Jumat (2/8/2019).
Kasbani menuturkan, secara seismik aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi oleh gempa- gempa yang mencerminkan aktivitas di kedalaman dangkal berupa Gempa Hembusan.
Setelah erupsi terjadi, rekaman seismik didominasi oleh gempa Hembusan dan Tremor menerus dengan amplitudo maksimum 0.5-31 mm (dominan 0.5-20 mm).
Terekamnya tremor ini berkaitan dengan pelepasan tekanan berupa hembusan-hembusan yang terjadi sampai saat ini.
"Secara deformasi, pasca Erupsi 26 Juli 2019 Gunung Tangkuban Parahu masih mengalami inflasi kecil bersifat lokal. Data deformasi masih mengindikasikan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih belum stabil," katanya.
Di area sekitar Kawah Ratu menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi gas vulkanik H2S dan cenderung menurun. Namun pengukuran gas tanggal 31 Juli dan 1 Agustus 2019 menunjukkan konsentrasi gas masih berfluktuasi dan cenderung naik.
BACA JUGA :
Analisis PVMBG aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada dalam kondisi yang belum stabil dan aktivitas serta potensi erupsi dapat berubah sewaktu-waktu.
Ancaman bahaya yang terjadi saat ini berupa hujan abu serta hembusan gas vulkanik dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa pengunjung, pedagang, masyarakat sekitar, bila kecenderungan konsentrasi gas-gas vulkanik tinggi.
Erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi terjadi tanpa ada gejala vulkanik yang jelas.
"Tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dinaikkan dari Level 1 (Normal) menjadi Level II (Waspada)," ucapnya.
Evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi tingkat aktivitas dan potensi ancaman erupsi.
Atas itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan wisatawan atau pendaki, tidak mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu dalam radius 1,5 Km dari kawah aktif.
Masyarakat agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik dan dihimbau tidak berlama-lama berada disekitar kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
Tak hanya itu, PVMBG juga himbau agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.
"Masyarakat tetap memperhatikan perkembangan yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," himbaunya.