DIDADAMEDIA, Cianjur - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur menyebutkan, status siaga bencana kekeringan baru ditetapkan Agustus, meskipun sejak satu bulan terakhir dampak kekeringan sudah terjadi di sejumlah wilayah.
Kepala BPBD Cianjur Dodi Permadi di Cianjur Kamis, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan penetapan status kebencanaan musim kemarau, kemungkinan surat jawabannya akan keluar pada akhir pekan ini atau awal pekan depan.
"Kami sudah mengirim surat ke pemkab dan provinsi terkait penetapan status, namun hingga saat ini, masih menunggu balasan sebagai syarat penetapan status kekeringan dan kemungkinan baru ditetapkan minggu ini," katanya.
Penetapan status siaga tersebut harus segera dilakukan karena wilayah yang terdampak kekeringan sudah hampir setengah dari total kecamatan di Cianjur. "Kalau sebelumnya tercatat terjadi kekeringan di 13 kecamatan, namun laporan terbaru sudah sampai 14 kecamatan," katanya.
BACA JUGA :
Dia menjelaskan dengan keluarnya status siaga tidak hanya berbicara masalah pendataan dan pencegahan, namun sudah harus ke penanganan, termasuk perumusan yang dijalankan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, mulai masalah pertanian, hingga kebutuhan air bersih warga.
"Belum lama ini, sudah kami rapatkan apa saja yang harus mulai dijalankan, seperti penanganan jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang. Harapan kami masalah kekeringan dapat diatasi dan ke depannya dampaknya terus diminimalisir," katanya.
Sekertaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno menambahkan meskipun belum ditetapkan status kebencanaan kekeringan, pihaknya tetap melakukan penanganan kekeringan melalui OPD terkait, seperti pendistribusian air bersih ke wilayah yang kesulitan.
"Kemarau tahun ini, perkiraan akan terjadi hingga akhir bulan depan dan titik wilayah yang terdampak kekeringan diperkirakan akan terus bertambah sehingga kami selalu menyiagakan petugas di lapangan," katanya.