DIDADAMEDIA, Bandung - Sejumlah wilayah di Jabar mengalami kekeringan. Hal itu menyebabkan, beberapa waduk surut. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, ada banyak sungai kering. Di antaranya Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta turun hingga 8 meter. Demikian pula Jatigede di Kabupaten Sumedang.
"Saya monitor ada beberapa lokasi bekas kampungnya kelihatan lagi sungainya juga kering. Ini imbauan pertama tentunya kita harapkan warga berhemat air semaksimal mungkin," katanya saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (3/10/2018).
Untuk penanggulangan ‎sementara yang dilakukan, Emil menginstruksikan PDAM memberikan program tangki air untuk wilayah yang kekurangan karena tidak ada suplai air bersih. Usaha lain, kata dia, berkoordinasi dengan MUI untuk melaksanakan salat Istisqa, Jumat ini.
"Urusan dunia kita carikan, urusan spiritual juga kita usahakan. Mudah-mudahan itu bisa memaksimalkan ikhtiar kita. Sambil saya juga akan mengecek ke BMKG tren ini apakah normal atau ada fenomena alam yang perlu kita waspadai di waktu mendatang," ucapnya.
Selama empat bulan terakhir, air di Waduk Jatigede surut. Hal itu dipengaruhi berkurangnya pasokan air dari hulu Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut akibat kemarau.
Saat ini, debit air yang mengalir hanya 40 ribu meter kubik per detik. Padahal, di musim hujan, debit air yang mengalir ke waduk ini bisa mencapai 400-600 meter kubik per detik.
Upaya pemulihan daerah aliran sungai (DAS) dan antisipasi kekeringan sudah direncanakan pemerintah pusat dengan mengalokasikan anggaran sekitar Rp280 miliar tahun 2017 untuk konservasi hulu Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk. Hanya saja, perkembangannya belum tampak signifikan.
Waduk Jatigede saat ini merupakan sumber irigasi lahan pertanian di Indramayu, Majalengka, dan Cirebon yang mencapai 90.000 hektare. Indramayu, misalnya, merupakan kabupaten penghasil beras terbesar di Indonesia dengan 1,7 juta ton gabah setahun.
Waduk Jatigede membentang di lahan seluas 4.983 hektar. Waduk terbesar kedua di Indonesia ini, setelah Jatiluhur di Purwakarta, dibangun untuk mampu menampung air sebanyak 980 juta meter kubik.