DIDADAMEDIA, Bandung - Di zaman teknologi tinggi seperti sekarang ini, penggunaan perangkat digital semakin banyak, termasuk dalam dunia perdagangan.
Misalnya saja, kini berbelanja tidak harus datang ke toko atau pasar. Dengan smartphone, belanja berbagai barang keperluan tinggal dalam genggaman. Hal ini lah yang membuat e-commerce semakin berkembang.
Indonesia pun terus melakukan berbagai persiapan seiring dengan perkembangan ekonomi digital ini.
Direktur Pos Ditjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ikhsan Baidirus mengemukakan perkembangan ekonomi digital di Indonesia dapat didukung dengan adanya sistem kode pos yang terintegrasi dengan teknologi big data.
"Kementerian Kominfo percaya dengan integrasi sistem kode pos dengan teknologi big data akan memajukan industri logistik e-commerce yang pada gilirannya akan mendukung ekonomi digital Indonesia," katanya.
Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi W. Setijono mengatakan, Pos Indonesia siap mengalokasikan resources menginovasikan ulang kebutuhan untuk mendesain kode pos yang lebih relevan terhadap digital ekonomi.
"Untuk hal ini semua, Pos Indonesia siap mengalokasikan resources kami untuk membantu negara menginovasikan ulang kebutuhan kita untuk mendesain kode pos yang baru yang sudah lebih relevan tehadap urban life dan lebih relevan terhadap digital ekonomi," tegasnya.
Menurutnya, kode pos tidak boleh statis seperti yang ada sekarang. Kode pos diharapkan memberi makna yang lebih kuat terhadap hadirnya digital addressing yang akan sangat berhubungan dengan perkembangan ekonomi digital.
Kode Pos diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1984. Hal ini, berawal dari adanya kendala sortir surat yang melatarbelakangi kebutuhan sistem baru yang terintegrasi.
Di Indonesia, di berbagai kota, banyak nama-nama jalan yang sama. Kode pos ini lah yang menentukan areanya benar atau tidak. Dengan adanya kode pos yang benar, wilayah tujuan surat atau barang akan bisa ditentukan dengan semakin mudah.
Dahulu, sortir dilakukan dengan tidak sistematis, tidak pernah diajarkan sortir itu harusnya berdasarkan apa. Padahal, sortir surat itu dilakukan paling sedikit dua kali, yakni sortir saat pemberangkatan dan sortir waktu antaran. Hal ini lah yang melatarbelakani adanya kode pos agar efisien dalam pengurusan penyampaian surat.
Negara Indonesia, terkoneksi dengan jaringan kode area sebagai acuan batas dan tujuan, menjangkau pasti ke seluruh penjuru negeri. Pembagian area kerja di Pos Indonesia, terkoordinasi dengan sangat baik sehingga semakin memudahkan proses pengiriman dengan tepat guna, tanpa ada kekeliruan. (*)
Editor: redaktur