DIDADAMEDIA, Bandung - Belum banyak yang tahu apa itu Podcast, sempat muncul pada 2017, saat ini podcast kembali booming. Kendati begitu, ternyata masih ada yang belum tahu tentang podcast, apalagi untuk membuat siaran di podcast.
Istilah podcast muncul dan lahir dari gabungan kata iPod dan juga broadcasting. Pada awal kemunculannya iPod digunakan sebagai sarana untuk merekam dan juga sebagai media untuk mempublikasikannya. Podcast sempat booming pada awal kemunculannya di Amerika sebagai pilihan masyarakat untuk mendengarkan berbagai macam informasi. Sedangkan di Indonesia, podcast mulai dikenal di masyarakat tahun 2000-an.
Di Indonesia, podcast mulai memiliki ketertarikan sendiri bagi penggunanya. Survei yang dilakukan oleh Daily Social menunjukkan bahwa dari 2.032 responden, pendengar podcast 42,12% berasal dari masyarakat yang berusia 20-25 tahun, lalu sebesar 25.52% berasal dari usia 26-29 tahun, dan 15,96% berasal dari usia 30-45 tahun. Hal ini dapat diartikan pada usia 20 hingga 25 tahun memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap podcast karena pada kalangan usia tersebut dianggap sangat suka pada hal-hal yang dianggap baru.
Dilansir dari indovoiceover.com, beberapa penelitian di atas sudah cukup mewakili bahwa dunia podcast mulai menjadi tren kembali akhir-akhir ini. Tidak hanya di berbagai kalangan usia, ternyata pada kenyataannya masyarakat yang berusia 20 hingga 25 tahun menjadi pendengar utama di dunia podcast.
Pada sebuah workshop podcast yang berlangsung di Kafe Kaka, Jalan Tirtayasa, dan dihadiri oleh podcaster asal Bandung yakni Yosep Mohammad (23) dan Rio Tuasikal (27) berbagi ilmu tentang bagaimana membuat podcast dan juga trend podcast saat ini. Menurut mereka, podcast sudah mulai diminati, bahkan bisa dikatakan menjadi sebuah media sosial baru yang berbeda.
"Di sini hanya audio saja yang bisa dinikmati oleh pengunjungnya, karena seperti halnya siaran radio, podcast juga memuat beragam isu yang sedang marak terjadi atau juga bisa menjadi media komunikasi podcaster," tutur Yosep.
Podcasting, lanjutnya, bahkan bisa menjadi sarana networking yang tepat. "Pasalnya disana para podcaster saling berbagi tentang informasi apapun lewat komunikasi audio. Bahkan, jika pesan yang dibawakannya menarik tak jarang orang tertarik untuk bergabung dan juga menjalin silaturahmi lebih lanjut," kata Yosep.
Kelebihan itu pun yang dirasakan podcaster yang kini sedang mengenyam pendidikan S2 di Asian Center for Journalism Filipina. "Sudah kurang lebih satu tahun, saya dan Michele Minomatan (29) membuat podcast dengan akun Kentang Panas. Banyak hal.positif yang kami dapat salah satu link yang terus bertambah. Selain itu juga bisa mengenal lebih dalam dunia broadcasting dengan cara membuat program siaran sendiri dengan tema sesuai yang kita inginkan," ujarnya.