DIDADAMEDIA - Kepolisian Resor Kota Sidoarjo, Jawa Timur, meminta masyarakat tidak tergiur dengan tawaran menjadi anggota Badan Intelijen Negara (BIN) atau aparatur sipil negara (ASN) dengan membayar sejumlah uang kepada oknum yang tidak jelas, menyusul telah ditangkapnya dua orang terduga pelaku penipuan perekrutan BIN dan ASN.
Kepala Kepolisian Resor Kota Sidoarjo Kombes Pol Zain Dwi Nugroho saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Sabtu, mengingatkan masyarakat hendaknya tidak mudah tergiur dengan adanya modus perekrutan menjadi pegawai yang dilakukan oleh perorangan.
"Sebaiknya cek terlebih dahulu kepada sumber yang jelas, jangan sampai tertipu. Kami telah menangkap dua orang pelaku yang beroperasi di 42 tempat kejadian perkara," katanya.
Ia menjelaskan, khusus untuk korban yang ada di Kabupaten Sidoarjo ini, sudah ada dua orang yang melaporkan kepada petugas dan diharapkan kalau ada korban lain bisa melaporkan kepada petugas untuk difasilitasi.
"Dari 42 tempat kejadian perkara, dari Sidoarjo baru dua orang yang melaporkan kepada kami. Silakan untuk melaporkan kepada petugas, nanti kami akan bantu fasiltasi," katanya.
Ia mengatakan, dalam mengungkap kasus penipuan anggota BIN palsu dengan tersangka ID dan SN itu, petugas menyita barang bukti berupa satu unit senjata air softgun.
"Untuk senjata air softgun yang berhasil disita itu tersangka mengaku mendapatkannya dari seseorang yang kini sedang dikembangkan oleh petugas. Saat itu, pelaku mengaku membelinya seharga Rp1,5 juta," katanya.
Sebelumnya, dua orang anggota Badan Intelijen Negara ( BIN) gadungan diamankan Polresta dan Kodim 0816 Sidoarjo mengakui telah beroperasi di 42 tempat kejadian perkara (TKP) di beberapa kota di Indonesia, termasuk di Sidoarjo.
Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan, dua orang anggota BIN gadungan itu masing-masing berinisial SN dan ID.
"Satu di antara pelaku penipuan ini merupakan disersi kepolisian dengan pangkat terakhir bripka," ujarnya.