DIDADAMEDIA, Jakarta - Pakar tanaman hutan kota Prof. Endes N
Dahlan mengatakan tanaman pepohonan sangat efektif dalam menyerap
polutan yang menyebabkan polusi udara dibandingkan tanaman jenis lain.
"Mawar,
anggrek, lidah mertua juga bisa, tapi tidak setinggi tanaman pepohonan
kemampuan serapan polutannya," katanya di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Ia
menambahkan tanaman pepohonan mampu menyerap polutan lebih tinggi
karena memiliki jumlah daun yang banyak. "Semua daun bisa menyerap dan
menjerap (melekatkan polusi). Tapi jumlah daunnya banyak tidak? Luas
tidak?," tegasnya.
Tanaman yang dapat menyerap polutan sangat
tinggi, ujarnya adalah tanaman pepohonan yang berdaun banyak dan
diameter daunnya cukup lebar, contohnya pohon trembesi atau disebut juga
pohon hujan.
BACA JUGA :
Dalam menyerap polutan tersebut,
tanaman pada umumnya memiliki dua fungsi, yaitu menyerap polusi yang
berbentuk gas dan menjerap polutan yang berbentuk debu.
Semua
dedaunan, kata dia dapat menyerap polutan yang berbentuk gas. Tetapi
jika konsentrasi polutannya terlalu tinggi, maka tanaman tersebut akan
mati keracunan.
Karena itu, sebaiknya tanaman tersebut perlu ditanam jauh sebelum konsentrasi gas polutan di udara terlalu tinggi.
Sementara itu, saat berhadapan dengan polutan debu, tanaman juga memiliki fungsi menjerap partikel debu tersebut.
Tanaman
akan menjerap partikel debu yang terbawa angin sementara waktu.
Partikel debu tersebut akan luruh ketika tanaman diguyur hujan.
Tanaman
yang memiliki daya jerap cukup tinggi adalah tanaman yang bentuk
daunnya berlekuk-lekuk tidak licin, contohnya daun jambu, kata dia.