Petani Sayuran di Cianjur Keluhkan Kenaikan Harga Pupuk

petani-sayuran-di-cianjur-keluhkan-kenaikan-harga-pupuk Petani sayuran di Desa Sukatani, Cianjur. (Antaranews.com)

DIDADAMEDIA, Cianjur - Ratusan petani sayuran di wilayah utara di Cianjur, Jawa Barat, mengeluhkan harga pupuk yang mengalami kenaikan sekitar 15% dari harga normal yang sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.

Seperti yang dialami ratusan petani sayuran di kaki Gunung Gede-Pangrango, tepatnya di Kampung Gunung Putri, Desa Sukataris, Kecamatan Pacet yang juga mengeluhkan harga jual sayur mayur yang tidak kunjung stabil bahkan menurun.

Dadang (27) seorang petani saat ditemui di kebun miliknya Selasa, mengatakan harga pupuk sudah mengalami kenaikan sekitar dua bulan yang lalu seperti jenis Triple Super Phosphate (TSP), urea, Phonska dan NPK.

"Rata-rata harga pupuk tersebut mengalami kenaikan sekitar Rp 15.000 per karung seperti harga pupuk urea asalnya Rp90.000 menjadi Rp105.000 per karung dengan berat 25 kilogram," katanya.

Sedangkan untuk harga pupuk TSP, Phonska dan NPK tutur dia, semula Rp90.000 per karung naik menjadi Rp105.000 per karung. Tidak hanya pupuk bersubsidi pupuk kandang pun mengalami kenaikan dari Rp25.000 menjadi Rp30.000 per karung.

"Sejak terjadinya kenaikan harga pupuk tersebut pendapatan dari hasil panen mengalami penurunan sebelumnya dapat meraup untung Rp1,5 juta saat ini hanya Rp1 juta," katanya.

Sementara Neneng (63) mengatakan naiknya harga pupuk tidak seimbang dengan harga jual sayuran seperti wortel, bawang daun yang hingga saat ini belum stabil, bahkan terus menurun.

"Seperti harga jual bawang daun turun menjadi Rp8.000 dari Rp11.000 per kilogram. Wortel yang dijual ke tengkulak biasanya dihargai Rp16.000 turun menjadi Rp14.000 per kilogram, tetapi untuk harga jual b0orkoli masih normal Rp16.000," katanya

Neneng dan ratusan petani lainnya di wilayah tersebut berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur dan pusat untuk melakukan upaya agar harga pupuk kembali normal seperti semula.

Editor: redaktur

Komentar