DIDADAMEDIA, Garut - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, merencanakan program bantuan untuk petani yang merugi karena areal pertaniannya dilanda kekeringan dampak musim kemarau yang terjadi hampir dua bulan terakhir.
"Kondisi seperti itu kami sudah melakukan diskusi, rencananya kami akan menyiapkan bantuan benih setelah mulai awal tanam," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga di Garut, Minggu (7/7/2019).
Ia menuturkan, Kabupaten Garut salah satu daerah di Jabar yang yang dilanda musim kemarau menyebabkan sumber air maupun irigasi tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan air untuk lahan pertanian.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Beni, telah memprediksi dua bulan ke depan masih musim kemarau sehingga akan berdampak sulitnya mendapatkan air. "BMKG ini dua bulan ke depan kondisi air kita akan cukup sulit," katanya.
BACA JUGA :
Ia menyebutkan, musim kemarau yang sudah berlangsung saat ini berdampak pada 600 sampai 700 hektare lahan sawah kekeringan ringan, sedang dan berat.
Hasil peninjauan di lapangan, kata dia, seluas 153 hektare lahan pertanian sudah dilanda kekeringan berat, bahkan diprediksi jika dua pekan ke depan tidak turun hujan akan terjadi gagal panen.
"153 hektare kondisinya cukup berat, kalau tidak terairi dua minggu ke depan mungkin akan puso," katanya.
Ia menyampaikan, upaya Dinas Pertanian Garut di antaranya melakukan gerakan menyelamatkan lahan pertanian agar bisa panen, kemudian pompanisasi untuk mengairi daerah yang dilanda kekeringan.
Selanjutnya, kata Beni, melakukan gerakan pembuatan sumur dangkal, sekaligus menerjunkan petugas untuk memberantas hama yang bisa saja muncul pada musim kemarau.
"Kami akan membantu menerjunkan brigade untuk mengendalikan, mengurangi dampak dari kekeringan tadi," katanya.