DIDADAMEDIA, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai bahwa sektor riil bisa menjadi salah satu bidang bisnis yang menguntungkan koperasi dibanding usaha simpan pinjam. Di samping bisa mendatangkan untung besar, risiko kerugian bisnisnya juga minim.
Demikan dikatakan Wagub Uu saat menghadiri penutupan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Koperasi Anggota Dekopinda Hasil Seleksi Angkatan III dan IV di Hotel Bumi Kitri Pramuka, Cikutra, Kota Bandung, Jumat (5/7/19). Diklat ini digelar hasil kerja sama Dekopinwil Jawa Barat, SBM ITB, dan Pemda Provinsi Jawa Barat.
“Jadi, berdasarkan pengalaman kami bergerak dalam bidang koperasi maka yang paling menguntungkan dan juga tidak gambling, yaitu ke sektor riil,” ujar Wagub.
“Sehingga uang bisa cepat kembali dan juga untungnya lebih besar. Kalau sekarang meminjamkan (usaha koperasi simpan pinjam) itu untuk margin keuntungan diatur oleh BI (Bank Indonesia), tetapi untuk sektor riil terserah, bahkan bisa lebih besar,” lanjutnya.
BACA JUGA :
Untuk itu, Wagub mendorong koperasi yang ada di Jawa Barat untuk beralih usahanya ke sektor riil. Hal tersebut bisa dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga atau badan usaha yang bergerak di bidang usaha barang atau jasa.
“Karena dulu saya bergerak dalam bidang koperasi, kemudian berpindah ke lembaga keuangan agak kerepotan,” akuinya.
Dengan begitu, Wagub berharap koperasi bisa menjadi daya dorong untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perluasan lapangan pekerjaan. Wagub pun mengapresiasi kegiatan Diklat tersebut, terlebih banyak dari para peserta yang hadir adalah kaum muda.
“Saya merasa bahagia karena hari ini (di Diklat) yang hadir banyak kaum milenial. Karena ada kesan katanya koperasi ini bagi orang-orang yang sudah tidak semangat lagi. Itu sebenarnya salah, justru itu yang lebih berpengalaman lebih hebat,” ungkap Wagub.
“Sekarang ada kolaborasi antara yang muda dengan yang yang tua, insyaallah koperasi di Jawa Barat akan semakin bagus lagi, koperasi di Jawa Barat bisa juara,” tandasnya.
Sementara itu, ditemui Tim Peliput Humas Jabar usai acara penutupan Diklat, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Barat Mustofa Djamaluddin mengatakan, bahwa sektor riil merupakan bidang yang telah digeluti oleh sebagian besar koperasi di Jawa Barat.
“Apa yang diharapkan Pak Wagub adalah yang sedang dilakukan oleh Dekopinwil,” kata Mustofa.
“Hampir sebagian besar anggota koperasi itu di sektor riil. Ada di IKM (Indutsri Kecil Menengah), UKM (Usaha Kecil Menengah) itu sendiri, itu akan merupakan suatu gabungan yang terstruktur dan bisa mengembangkan secara maksimal,” paparnya.
Dekopinwil Jabar justru saat ini sedang membangun kolaborasi dan inovasi untuk mengembangkan sistem usaha koperasi yang lebih terstruktur berbasis information technology (IT). Melalui upaya ini, diharapkan bisa memperluas jaringan usaha antar-pelaku usaha khususnya pelaku usaha di koperasi.
“Kita nanti akan mencoba mengembangkan jaringan usaha antarpelaku usaha itu dengan baik, sehingga tumbuh semangat koperasi ini secara maksimal dan mampu memberikan kontribusi kepada peningkatan kemampuan pemberdayaan dari potensi-potensi yang ada,” jelas Mustofa.
Bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB), Diklat Koperasi Anggota Dekopinda Hasil Seleksi Angkatan III dan IV berlangsung dari 1-5 Juli 2019. Tema yang diambil yaitu "Inovasi Kolaborasi AntarKoperasi melalui Digital Platform Ekosistem Bisnis KUKM".
Ada 270 peserta ikut serta dalam diklat ini. Mereka merupakan hasil seleksi dari 2.700 koperasi di seluruh Jawa Barat. Mustofa menuturkan, dari 2.700 koperasi ini, untuk tahap awal sebanyak 40 koperasi di antaranya akan diberikan pembinaan koperasi berbasis IT.
“Kami kerja sama dengan pihak-pihak terkait, yaitu mulai kami kembangkan agar IT ini bisa secara bertahap dilakukan atau dikembangkan di masing-masing koperasi. Misalnya pelayanan, jadi anggota untuk mengontrol tabungan cukup melalui HP, ada aplikasinya dan sedang kami lakukan,” tutupnya.