Reaktivasi Jalur Garut Hampir Tuntas, Awal 2020 Beroperasi

reaktivasi-jalur-garut-hampir-tuntas-awal-2020-beroperasi Ilustrasi. (Net)

DIDADAMEDIA, Bandung -- Kehadiran sarana transportasi massal, saat ini, menjadi sesuatu yang penting mengingat kian padatnya arus lalu lintas. Karenanya, bersama pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) bersiap mereaktivasi beberapa jalur.

Di wilayah PT KAI (Persero) Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung, rencananya, ada 4 jalur yang mengalami reaktivasi. "Yaitu, Cikudapateuh-Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer, Rancaekek-Tanjungsari, berjarak 11,2 kilometer,Cibatu-Garut-Cikajang, yang berjarak 47 kilometer, dan. Banjar-Pangandaran-Cijulang, yang jaraknya 82 kilometer," tandas Ecevutive Vice President (EVP) PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung, Saridal, pada sela-sela agenda Bersih Bersih PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung di Kecamatan Andir, Jumat (28/6/2019).

Saat ini, lanjut Saridal, pihaknya menuntaskan reaktivasi Cibatu-Garut-Cikajang. Perkembangannya, ungkap dia, jaluir Cibatu-Garut, yang melintasi 3 stasiun, yaitu antara lain, Wanaraja, Cibatu, dan Garut serta 1 halte, yakni Posir Jengkol, mencapai 97 persen.

Saridal mengemukakan, hingga kini, pihaknya melakukan pembebasan lahan dan penertiban bangunan yang berlokasi pada jalur tersebut. Dia menyatakan, setelah pemembebassan dan penertiban tuntas 100 persen, yang targetnya sekitar Juli-Agustus 2019, pihaknya segera mengerjakan pemasangan jalur. "Target kami, akhir 2019, jalur Garut-Cibatu tuntas sehingga awal 2020, harapannya, beroperasi," cetusnya.

Sejatinya, tegas Saridal, setelah menuntaskan jalur itu, pihaknya siap mereaktivasi tiga jalur lainnya. Namun, tuturnya, hingga kini, pihaknya belum menerima informasi pemerintah pusat mengenai jalur reaktivasi berikutnya setelah Garut-Cibatu. Kendati begitu, Saridal berpendapat, jalur Banjar-Pangandaran-Cijulang sangat memungkinkan sebagai titik reaktivasi berikutnya karena jalurnya sudah ada.

"Dana untuk ganti bongkar kami siapkan. Nominalnya, Rp 200 ribu per meter per segi untuk rumah semi permanen, dan Rp 250 ribu per meter per segi bagi rumah permanen. Sistem pembayarannya transfer rekening kepada pemilik bangunan," paparnya.

Editor: redaktur

Komentar