DIDADAMEDIA, Bandung - Penyakit Vitiligo ditandai dengan warna kulit yang tidak rata. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit kulit tertua di muka bumi, selain lepra. Akan tetapi hingga saat ini belum ada pengobatan yang sangat memuaskan karena kompleksnya patogenesis penyakit ini.
Diungkapkan Kepala KSM IKKK Prof. Oki Suwarsa, Sp.KK(K) pada acara 'World Vitiligo Day' atau hari Vitiligo Sedunia yang dilaksanakan di Ruang Komite Medik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Selasa (25/6/2019), jika pengobatan vitiligo saat ini sudah memasuki tahap yang menggembirakan yaitu dengan dimulainya uji klinis obat agen biologik yang diharapkan dapat mengatasi kebuntuan terapi vitiligo.
Namun dibutuhkan waktu bertahun-tahun penelitian hingga dapat diterapkan pada manusia. "Saat ini pengobatan vitiligo yang cukup efektif ialah dengan obat yang dioles, fototerapi, serta obat yang diminum sebagai tambahan. Semuanya memberikan hasil yang bervariasi pada tiap-tiap individu," paparnya.
BACA JUGA :
Ditegaskannya, satu hal yang penting, bahwa vitiligo dapat dicegah. Stres sangat berpengaruh pada vitiligo, dan cenderung dengan makin luasnya lesi vitiligo, pasien makin stres sehingga vitiligo makin banyak, dan demikian seterusnya hingga bagaikan lingkaran setan.
"Oleh karena itu, pasien vitiligo tidak boleh stress. Selain itu, ada yang disebut dengan 'fenomena Koebner', yaitu kelainan kulit vitiligo baru yang akan muncul pada daerah yang terkena tekanan berulang atau luka/trauma tajam," akunya.
Misal, lanjutnya, orang yang menggunakan jam tangan terlalu ketat, sendal jepit, menggosok-gosokan handuk ke punggung, dan lain-lain, pada daerah trauma tumpul tersebut akan timbul kelainan vitiligo yang baru. Trauma tajam berupa jatuh, tergores, luka, dan lain-lain akan menimbulkan kelainan kulit baru.
"Cara lain untuk membantu menyembuhkan vitiligo, yaitu berjemur di bawah sinar matahari pagi dan bagus dilakukan pada sinar matahari mulai jam 09.00 WIB sampai dengan jam 13.00 WIB. Pasalnya jika berjemurnya terlalu lama dan berlebihanpun akan merangsang timbulnya vitiligo," ujarnya.
Vitiligo tidak memandang usia, jenis kelamin, dan status sosial seseorang, siapapun bisa terkena, termasuk Michael Jackson, sang Raja Pop. Ia terkena vitiligo dari awal tahun 1980-an pada tangannya, sehingga ia sering menggunakan sarung tangan pada berbagai kesempatan pentas, hingga dikenal sebagai ciri khasnya.
Sekarang sudah banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan sinar UV dan di RSHS karena menggunakan sistem sosial maka harga untuk sekali sinar hanya membayar Rp50.000. Kalaupun menggunakan salep sudah banyak di apotek dengan harga terjangkau mulai Rp8.000 sampai dengan 400.000.