Sisihkan 39 Peserta, Barista Asal Bandung Ini Juara Latte Art Upnormal

sisihkan-39-peserta-barista-asal-bandung-ini-juara-latte-art-upnormal Dalam rangka hari jadi ke-5, Upnormal menggelar kompetisi Latte Art Throwdown. (Trie Widiyantie/PindaiNews)

DIDADAMEDIA, Bandung - Momen penting dirasakan Juhana Saputra, seorang barista asal Bandung. Dia berhasil memboyong gelar juara di kompetisi Latte Art Throwdown yang digelar di Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters Cihampelas, Bandung.

Juhana menyisihkan 39 peserta dan berhasil menyabet hadiah Mesin Kopi Greta dari Upnormal X Astoria, satu-satunya di Indonesia dengan tanda tangan Arnon Thitiprasert, sang juara dunia Latte Art Championship 2017.

Kompetisi Latte Art Throwdown Upnormal merupakan bagian dari rangkaian acara ulang tahun Upnormal ke-5 sekaligus  peresmian Grand Launching Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters sebagai Etalase Kopi Jawa Barat Terbaik.

Dalam kompetisi ini, setiap peserta langsung dinilai oleh Arnon Thithiprasert, World Latte Art Championship 2017, Paul Mordheweyk, CEO PT. Kreasi Tanpa Batas, dan Roni Mulyawan, Milk Pitcher yang prestasinya tak perlu diragukan lagi. Rangakain kegiatan acara ini dapat menjadi ajang bertemunya para pebisnis dan penikmat kopi mulai dari hulu ke hilir.

Ke depan, Upnormal juga berharap dapat semakin memajukan Kopi Indonesia yang tidak hanya di Indonesia tetapi juga hingga ke luar negeri. Ajang adu kompetensi barista yang pertama kali di selenggarakan oleh Upnormal itu berhasil membuat Juhana, seorang barista Bandung menjadi pemenang 'Latte Art Throwdown Championship Upnormal'.

"Niatnya mesin kopi ini akan digunakan untuk membuka kelas latte art bersama kakak di daerah Rancamanyar, Bandung," jelas Juhana.

Terbukti,saat kompetisi ia berhasil membuat juri sepakat memilihnya menjadi juara dengan skor 139.  Para juri menilai, Juhana konsisten dalam mengatur kontras gambar dan komposisi susu serta espresso yang pas. Sehingga dalam setiap babaknya ia memiliki nilai yang konsisten. Kreasi Latte art pertama yang disajikan Juhanadi babak penyisihan digambar dengan bentuk Rosetta.

"Saat memilih pattern latte art, panitia memberikan beberapa pilihan yang diundi secara digital, dan saya mendapat pattern rosetta. Meskipun gemetar, ia merasa melukis rosetta tidak terlalu sulit. Selanjutnya di babak semi final, Ia menyajikan kopi dengan gambar tulip di atasnya. Saat proses pembuatan, Juhana tampak serius mengolah espresso, steamed milk dan beberapa komponen lainnya untuk memberikan hasil yang terbaik.

Apalagi, saat penilaiannya tiga orang juri langsung jatuh hati pada latte art milik Juhana. Saat dinyatakan lolos dari babak semi final ini, ia semakin optimis untuk memenangkan hadiah pertama. Terakhir, di babak final, pria yang mengaku mempelajari teknik latter art secara otodidak tersebut, menyajikan latter art dengan gambar burung, gajah dan kelinci.

"Saat diminta untuk menggambar oleh juri saya cukup kesulitan. Tetapi, saya tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dan enggak lupa berdoa dan dan berdzikir," ujar Juhana.

Selanjutnya ia juga mengucapkan terima kasih kepada Upnormal, Astoria, BRI Agro, Indomilk, Someday Somehow, Java Frinsa, dan Nourus yang telah menyelenggarakan acara bergengsi ini. Ia juga berharap Upnormal dapat semakin lebih baik lagi ke depannya serta semakin banyak mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan Kopi Indonesia.

Editor: redaktur

Komentar