DIDADAMEDIA, Bandung - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 tingkat SMA/SMK Negeri Jawa Barat dianggap masih berpotensi terjadi kecurangan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pengamat Pendidikan, Dan Satriana menyebutkan indikasi kecurangan yang masih berpotensi yaitu seperti memanipulasi domisili untuk mengurangi jarak antara sskolah dan rumah, lalu manipulasi bukti prestasi sebagai syarat pendaftaran jalur prestasi.
"Saya kira masih yang lama-lama, kecurangan yang lama tapi solusinya ngga ada yang baru, seperti manipulasi domisili untuk memperpendek jarak, manipulasi bukti prestasi, itu kan hal setiap tahun terjadi dan kita masih mengulang juga cara memeriksa dan verifikasi dengan cara yang lama," ujar Dan saat dihubungi, Selasa (18/6/2019).
BACA JUGA :
Dan mengatakan, selama sistem PPDB masih belum ada perbaikan signifikan dari tahun sebelumnya maka selama itu pula celah untuk berbuat curang akan selalu ada.
Lebih lanjut dia menuturkan, artinya selama belum ada pemerataan layanan dalam dunia pendidikan yang berujung terus menimbulkan kompetisi, maka kemungkinan manipulasi tetap ada.
Terkait solusinya, Dan mengungkapkan potensi manipulasi data bisa diawasi bersama apabila proses PPDB mulai dari pendaftaran hingga pengumuman itu dilakukan terbuka, yaitu setiap orang bisa mengawasi apakah pendaftar memasukkan datanya dengan benar atau tidak.
"Kedua, sebenarnya ketakutan manipulasi data berkas oleh pendaftar itu sudah tidak relevan lagi karena semua dokumen itu diberikan oleh lembaga yang resmi, jadi tidak perlu memeriksa dari orang tua tapi periksa saja dari lembaga resmi dan pemerintah yang berwenang mengeluarkannya," pungkasnya.