Hari Pertama PPDB, Antrean Mengular di SMAN 2 Bandung

hari-pertama-ppdb-antrean-mengular-di-sman-2-bandung Antrean panjang terjadi pada hari pertama PPDB 2019 di SMAN 2 Bandung. (Rizky Perdana/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 tingkat SMA/SMK Negeri Jawa Barat dibuka mulai hari ini Senin (17/6/2019) hingga Sabtu (22/6/2019).

Pantauan DIDADAMEDIA di SMAN 2 Kota Bandung, antrean mengular panjang hingga ke luar gerbang sekolah. Bahkan, berdasarkan informasi yang didapat dari petugas sekolah, banyak orangtua siswa sudah datang sejak pukul 04.00 pagi, padahal pendaftaran baru dibuka sekitar pukul 08.00.

Para orangtua datang bersama anaknya untuk mendampingi dalam pendaftaran PPDB. Mereka terlihat membawa map yang berisi sejumlah dokumen persyaratan PPDB.

Salah satu orangtua siswa, Murdiawati Berta mengaku sudah datang sejak pukul 7 pagi, namun sudah dua jam mengantre dia belum juga bisa masuk ke ruang pendaftaran. Dia pun harus rela berdiri berjam-jam demi anaknya.

"Dari jam 7 pagi ini antrean sudah panjang. Saya sudah dua jam belum bisa masuk," ujar Berta saat ditemui.

Berta baru pertama kali mengikuti pendaftaran PPDB dengan sistem zonasi. Meski tidak terlalu merasa dibingungkan dengan sistem zonasi, namun dia lebih memilih PPDB sistem nilai UN.



Menurut Berta, dengan sistem nilai UN maka akan diseleksi berdasarkan kemampuan anak. Sedangkan jika sistem zonasi maka tidak akan memengaruhi apabila nilai anak tersebut besar atau kecil.

"Kalo aku sih lebih seneng sesuai NEM yah, kalau NEM kan kemampuan anak asli langsung. Kalau zonasi, kan anak yang nilai kecil dan nilai besar, nggak ngaruh, walaupun ada kuota yang kombinasi," imbuhnya.

Jarak rumah Berta ke SMAN 2 Bandung adalah sekitar 1,1 kilometer yang didapat berdasarkan hasil penghitungannya sendiri. Dia optimistis dengan jarak tersebut anaknya bisa diterima di SMAN 2 Bandung.

"Optimis lah dengan jarak 1 kilometeran cuman kan ahirnya kan lihatnya di atas, pendaftarnya kan 500 an. Karena dengan lain yang jaraknya segitu kan nggak tahu," pungkasnya.

Orangtua siswa yang lain, Heri menuturkan sudah mengantre sejak pukul 8 pagi bersama anaknya. Dengan jarak 1,2 kilometer ke SMAN 2 Bandung, Heri tidak begitu yakin anaknya akan diterima.

Namun tidak ada pilihan lain karena sekolah negeri terdekat dari rumahnya hanya SMAN 2 Bandung. "Ya paling dekat ke sini (SMAN 2), kalau pilihan keduanya ke SMAN 15 Bandung," ucap Heri.

Apabila memang anaknya tidak lolos seleksi ke sekolah negeri maka dia akan mendaftarkan anaknya ke SMA swasta. Dia sebenarnya tidak mempermasalahkan hal itu, hanya Heri berharap pemerintah bisa memberikan pemerataan kualitas pendidikan bagi sekolah negeri dan swasta.

Selain itu dia juga menilai, jumlah SMA tidak sebanding dengan banyaknya lulusan SMP di Bandung. Maka dari itu perlu penambahan jumlah sekolah SMA agar siswa lulusan SMP bisa tertampung semaksimal mungkin di sekolah negeri.

"Kurang banyak SMA negeri nya, padahal lulusan SMP banyak. Jadi kalau bisa disamaratakan, kalau bisa biayanya disamakan di negeri dan swasta. Terus juga kualitas pendidikannya, kualitas gurunya juga," pungkasnya.

Editor: redaktur

Komentar