Bupati Subang dan Tokoh Agama Tolak Pengerahan Massa

bupati-subang-dan-tokoh-agama-tolak-pengerahan-massa Ilustrasi. (Net)

DIDADAMEDIA, Subang - Bupati Subang H Ruhimat menentang keras kericuhan yang berujung kekerasan dalam bentuk apapun. Dia mengimbau masyarakat tak terpengaruh ajakan yang bersifat provokasi.

"Saya menentang keras segala bentuk kerusuhan serta kekerasan yang bersifat untuk memecah belah persatuan bangsa,"ujar H Ruhimat, Rabu (12/6/2019).

"Saya juga turut mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi akan ajakan atau informasi apapun yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Mari kita bersama-sama menjaga keutuhan NKRI," sambung dia dengan didampingi Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Subang Kaharuddin, serta Kepala Kemenag Kabupaten Subang Abdurahim.

Hal itu pun mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Sebut saja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Subang dan MUI Kabupaten Subang. Keduanya juga turut menentang segala bentuk kerusuhan dan kericuhan disertai kekerasan yang bertujuan memecah belah bangsa.

"Ini dapat memecah belah bangsa, dan terutama dapat merusak persatuan pada masyarakat. Maka dengan itu saya menetang segala bentuk kekerasan dan kerusuhan," ujar Ketua FKUB Kabupaten Subang Abdul Mugni.

Senada dengan Abdul, Ketua MUI Subang, Kyai Haji Musa turut menyatakan hal yang sama. Pasalnya kerusuhan yang diperuntukan hanya kepada segelintir orang, dapat merusak demokrasi di Indonesia. "Hal itu justru akan menyebabkan terhambat proses demokrasi di Indonesia," katanya.

Penentangan pun turut dikeluarkan dari organisasi masyarakat seperti FPI Kabupaten Subang dan GP Anshor. Ketua FPI Subang menilai kerusuhan tidak bermanfaat.

Dengan kata lain ia menyebutkan, kerusuhan dapat mencoreng nilai demokrasi."Kekerasan seperti itu saya tidak melihat manfaatnya," ungkap Ketua FPI Subang Idris.

Ketua GP Anshor Kabupaten Subang, Asep Alamsyah juga mementang adanya pengerahan massa yang berujung kerusuhan dan kekerasan. "Proses-proses hukum kan sudah disediakan itu kan merupakan kesepakatan awal," ujar Asep.




Editor: redaktur

Komentar