DIDADAMEDIA, Bandung - Persib Bandung dipastikan menjadi kesebelasan pertama yang mengembangkan konsep tim satelit di sepak bola Indonesia. Hal tersebut dikarenakan manajemen Persib sedang berproses untuk mengakuisisi kepemilikan tim Liga 2, Blitar United.
Proses akuisisi Blitar United oleh PT Persib Bandung Bermartabat, perusahaan yang menaungi Persib saat ini hanya tinggal mengurus beberapa persyaratan administrasi.
Bila proses akuisisi rampung, maka Blitar United akan menjadi tim aliansi Maung Bandung dan berganti nama menjadi Persib B. Tim tersebut akan bermain di Liga 2.
Pelatih Persib, Robert Alberts, menyambut baik kehadiran Persib B. Menurutnya ada banyak manfaat dari keberadaan tim satelit, salah satunya untuk pembinaan pemain muda. Oleh karena itu, ia berharap banyak klub di Indonesia mengembangkan konsep tim satelit.
"Saat ini Persib yang pertama (di Indonesia), tapi saya yakin klub lainnya akan mengikuti," terang Robert.
Menjadi kesebelasan pertama yang mengaplikasikan konsep tim satelit, Persib otomatis akan menjadi role model bagi klub-klub Indonesia lain yang ingin mengembangkan konsep serupa.
Tapi Robert menilai, sebagai tim pertama yang mengembangkan konsep tersebut, Persib disarankan tidak meniru cara kerja tim satelit di Eropa, yang sudah lebih dulu mengembangkan konsep tersebut untuk pembinaan.
BACA JUGA :
Bukan tanpa alasan, Robert menilai kultur sepak bola Indonesia dengan Eropa berbeda. Selain itu, kebanyakan klub satelit di Eropa juga memiliki afiliasi dengan klub lain di luar negeri.
"Saya tidak berpikir Persib perlu mengikuti klub lain di Eropa karena ada perbedaan sistem. Klub di Eropa bekerjasama dengan beberapa klub dan ketika mereka mendapat talenta dari luar tapi belum siap diturunkan, mereka dipinjamkan ke klub satelit yang berada di luar negeri."
"Contohnya Ajax bekerjasama dengan klub daerah Skandinavia. Jadi klub bisa memantau pemainnya dengan status pinjaman dan menariknya kembali ke tim (jika sudah siap)," sambungnya.
Persib memang tidak disarankan meniru klub lain dalam pengembangan tim satelit di Indonesia. Tapi Robert menilai Persib bisa saja menjadikan tim satelit di Eropa sebagai contoh.
"Situasinya kami tidak bisa meniru dari negara lain. Indonesia mempunyai keunikan tersendiri jadi kami mengembangkan dengan sistem sendiri."
"Tapi tentunya melihat contoh dari klub Spanyol, Belanda atau Inggris dan itu normal, karena liga mereka cukup terdepan tapi tidak bisa seutuhnya meniru mereka karena keadaaannya juga berbeda," pungkasnya.