DIDADAMEDIA - Pelatih tim nasional Indonesia Simon McMenemy, mengatakan skuatnya tidak datang ke Yordania untuk pertandingan persahabatan FIFA pada Selasa (11/6) hanya untuk menelan kekalahan dari tuan rumah.
"Saya melihat Indonesia kerap memaklumi jika timnas kalah di kandang lawan, yang penting menang di markas sendiri. Saya mau ganti mentalitas itu," ujar Simon ketika ditemui di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Minggu (2/6) malam.
Pelatih asal Skotlandia itu bertekad untuk memberikan perlawanan sengit ke Yordania.
Indonesia selalu kalah ketika menghadapi Yordania. Dalam catatan resmi FIFA, Indonesia sudah tiga kali berjumpa Yordania dan ketiganya berakhir dengan kekalahan untuk skuat Garuda. Semua laga tersebut berlabel persahabatan dan berlangsung di Amman, Yordania.
Pada pertemuan pertama pada 2004, Indonesia kalah dengan skor 1-2, kemudian pada 2011 menyerah dengan skor 0-1 dan terakhir pada 2013 kalah telak 0-5.
Simon McMenemy tidak ambil pusing dengan fakta tersebut. Menurut dia, yang penting adalah bagaimana performa timnya ketika bertanding dan menyelesaikan laga.
"Kami ke Yordania tidak hendak mencari kalah atau menang. Kami ingin melihat sejauh apa persiapan kami untuk situasi seperti Kualifikasi Piala Dunia 2022 nanti," tutur Simon.
Dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 sekaligus Piala Asia 2023 yang berlangsung mulai September 2019, Indonesia akan menjalani laga kandang dan tandang.
Itulah mengapa empat hari setelah melawan Yordania (peringkat 97 FIFA), Indonesia yang berposisi 159 FIFA akan bersua Vanuatu (166 FIFA) di Jakarta, tepatnya pada Sabtu (15/6).
"Kami ingin menyaksikan apakah mental anak-anak siap menghadapi Yordania yang peringkat FIFA-nya jauh dari Indonesia, lalu kemudian kami kembali ke Indonesia untuk menghadapi Vanuatu yang peringkatnya lebih rendah," tutur Simon.
Sementara terkait yang paling diwaspadai dari pertandingan di Yordania, menurut Simon, justru kelelahan para pemainnya selepas menempuh perjalanan jauh.
"Itu sebenarnya yang sulit. Namun kami harus membiasakan diri karena ini seperti simulasi kualifikasi Piala Dunia 2022. Kami akan banyak melewati laga seperti itu," kata Simon.