DIDADAMEDIA, Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto biasa pergi ke luar negeri, sehingga dirinya merasa heran kepergian capres nomor urut 02 itu ke Dubai, Uni Emirate Arab mendapat perhatian luar biasa.
"Cuma kali ini kok mendapatkan perhatian yang luar biasa, yang menurut saya agak aneh," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Dia mengatakan, Prabowo memiliki kolega dan teman di luar negeri sehingga sangat wajar mengunjungi mereka beberapa kali dalam sebulan, terkait kaitan urusan bisnis maupun pertemanan.
Fadli juga mempertanyakan manifes penumpang pesawat yang ikut Prabowo ke Dubai dan beredar luas karena tidak boleh dipublikasikan.
"Pertanyaannya apakah memang manifes keberangkatan seseorang itu boleh dipublikasikan dan apakah boleh imigrasi menyebarluaskan informasi seperti ini. Ini urusan privat, bukan urusan kenegaraan ataupun dinas," ujarnya.
Menurut dia, tidak ada hal yang disembunyikan dari kepergian Prabowo tersebut namun secara aturan tidak boleh manifes disebarluaskan karena bersifat privat.
Selain itu, menurut dia, terkait dua orang warga Rusia yaitu Mikhail Davzdov dan Anzhelika Butaeva yang ada dalam manifes, merupakan observer yang diundang DPR untuk melihat jalannya pelaksanaan Pemilu 2019.
"Yang diundangkan perwakilan parlemen beberapa negara seperti Malaysia, Rusia, Amerika, Australia, Turki, Singapura. Saat itu mereka perwakilan Rusia mau hadir namun ternyata tidak jadi hadir," katanya.
Dia menilai hubungan orang Rusia tersebut merupakan perkawanan dan kepergian Prabowo ke Dubai merupakan urusan privat sehingga tidak masalah.
Sebelumnya beredar kabar Prabowo Subianto dikabarkan terbang ke Dubai, Uni Emirate Arab menggunakan pesawat carteran dari bandara Halim Perdana Kusuma menggunakan Private Jet Ambraer 190/ Lineage 1000 noreg : 9HNYC.
Prabowo berangkat bersama sejumlah orang di antaranya, Tedy Arman, Yoriko Fransisko Karundeng, Gibrael Habel Karapang, dua orang warga Rusia Mikhail Davzdov dan Anzhelika Butaeva, satu orang warga Amerika bernama Justin dan satu orang warga Jerman Mischa Gemermann.