DIDADAMEDIA, Bandung - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Jawa Barat mewaspadai arus urbanisasi besar-besaran yang bisa saja terjadi pascamomen Lebaran 2019.
Kadisdukcapil Jawa Barat, Heri Suherman mengatakan, pihaknya tidak ingin banyak warga luar daerah masuk ke Jawa Barat tapi tanpa identitas dan tujuan yang jelas. Sebab hal tersebut akan berdampak negatif terhadap perekonomian kota/kabupaten tujuan urbanisasi.
Untuk itu, Disdukcapil menyiapkan dua langkah untuk mengantisipasi urbanisasi pascalebaran. Pertama, memberikan sosialisasi kepada para pemudik agar mereka tidak membawa teman, tetangga atau keluarganya saat pulang dari kampung halaman.
"Tentu kita antisipasi dampak negatif dari urbanisasi, yaitu aparat kami Disdukcapil kabupaten kota dan lebih khusus Kota Bandung sebagai daerah tujuan urbanisasi di Jabar itu antisipasi pertama sebelum Idul Fitri tanggal 31 Mei akan sosialisasi di pusat keberangkatan mudik," ujar Heri dalam acara Japri (Jabar Punya Informasi) di Gedung Sate, Bandung, Selasa (28/5/2019).
Kemudian setelah Lebaran, Disdukcapil akan menggelar operasi simpatik yang menyasar titik-titik kedatangan pemudik, khusus di Kota Bandung lokasinya seperti Stasiun Kiaracondong, Terminal Leuwipanjang dan Cicaheum.
BACA JUGA :
Heri menegaskan, jika dalam operasi simpatik tersebut ditemukan pendatang yang tidak memiliki identitas dan belum punya tujuan jelas akan bekerja di mana maka mereka akan dipulangkan kembali ke daerah asalnya.
"Kalau para pemudik yang kembali itu bawa teman dan keluarga nanti para petugas akan menanyakan beberapa hal kepada pendatang ini, berkaitan kesiapan tinggal di Bandung, apakah siap pekerjaan di Bandung, kalau belum ada apakah siap bekalnya sebelum dapat kerja, apakah punya tempat tinggal, kalau ngga siap jadi kaum urban akan dipulangkan," ungkapnya.
Lebih lanjut Heri menuturkan, tren urbanisasi ke Jawa Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya dan daerah penyebarannya meluas bukan hanya Kota Bandung, tapi juga Kabupaten Bogor, Bekasi dan Depok.
Pendatang yang menyasar Kota Bandung kebanyakan adalah masih warga dalam Provinsi Jawa Barat, sedangkan ke Bogor, Bekasi dan Depok rata-rata merupakan warga luar provinsi.
"Bagi urbanisasi dalam provinsi, Kota Bandung masih nomor satu sebagai tujuan. Artinya urbanisasi ke Bandung tujuannya sektor informal, tapi kalau luar provinsi itu tujuannya industri, karena di sana lebih banyak industri," jelasnya.
Momen urbanisasi menurutnya sebenarnya tidak selalu berkaitan dengan Lebaran, karena setiap hari pun proses urbanisasi tetap berjalan. Terkait angkanya, dia menyebut Kabupaten Bogor tertinggi menjadi tujuan pendatang luar provinsi yang mencapai 40 ribu orang per tahun. Adapun Bandung tertinggi untuk tujuan dalam provinsi yaitu 35 ribu pendatang per tahun.
"Kita imbau di momen liburan nanti bawa kartu identitas kemanapun, buat pendatang juga bawa kartu identitas bahkan kalau perlu tidak hanya KTP saja tapi fotokopi kartu keluarga dan keterangan lain sebagai pendukung dia mendapat pekerjaan di daerah tujuannya," pungkas Heri.