Dua Arah di Lingkar Nagreg dan Cisumdawu, Ini Penjelasan Dishub Jabar

dua-arah-di-lingkar-nagreg-dan-cisumdawu-ini-penjelasan-dishub-jabar Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Hery Antasari. (Rizky Perdana/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, Hery Antasari menyebut Kementerian Perhubungan mengusulkan kebijakan pemberlakuan lalu lintas dua arah di Lingkar Nagreg saat arus mudik balik Lebaran 2019.

Menurut Hery, usulan tersebut sudah berdasarkan hasil pemantauan, survey dan review oleh Kementerian Perhubungan. Ada lima opsi yang menguak terkait rekayasa lalu lintas di sekitar Nagreg hingga Cileunyi, dan salahsatunya adalah pemberlakuan dua arah di Lingkar Nagreg.

Disinggung apakah kebijakan tersebut akan diberlakukan, Hery mengungkapkan keputusannya berada di pihak kepolisian yang akan menjadi komandan lapangan saat arus mudik balik 2019. Sehingga dia menyerahkan pelaksanannya kepada kepolisian.

"Rencana dua arah (Lingkar Nagreg) itu opsi yang disodorkan Kementerian Perhubungan hasil pantauan survey dan revieu, khusus Nagreg ada satu opsi, Cileunyi empat opsi. Tapi pelaksanaanya tergantung keputusan kepolisian yang menjadi komandan pengaturan di lapangan bagaimana diskresinya, kapan akan dilaksanakan dan opsi mana yang akan dilakukan," ujar Hery di Gedung Sate, Bandung, Senin (27/5/2019).

Sementara itu terkait penggunaan sebagian ruas Tol Cisumdawu untuk mudik balik 2019, Hery menegaskan jalur yang dipakai hanya untuk alternative bukan sebagai pengurai kemacetan. Dia mengungkapkan, secara prinsip maka bisa dilintasi namun hanya sepanjang 5,5 kilometer pada Seksi II fase 2 atau sekitar Rancakalong-Sumedang.

"Perlu digarisbawahi ini adalah alternatif, pilihan nanti keputusan kepolisian untuk menggunakan atau tidak. Tapi tetap ada yang harus dicermati terkait kelengkapan yang belum 100 persen, hanya siap fungsi saja," jelasnya.

Selain itu potensi penyempitan jalur atau bottlenecking bisa saja terjadi di pintu keluar sebagian ruas tol yang dipakai mudik itu. Maka pihaknya menambahkan jumlah personel untuk membantu kepolisian mengurai kemacetan.

"Outletnya itu masuk Jalan Provinsi yang tidak terlalu besar sehingga ada potensi bottlenecking, itu jadi perhatian kami, maka kami tambah jumlah personel bantu kepolisian dan rambu-rambu itu yang jadi dicermati, termasuk kalau ada antrean di terowongan sepanjang 470 meter (Tol Cisumdawu) kalau terjadi maka jadi masalah sendiri," pungkasnya.


Editor: redaktur

Komentar