Unik! PHB Luncurkan Album dengan Kemasan Kopi

unik-phb-luncurkan-album-dengan-kemasan-kopi Album terbaru PHB 'Tua Tua Keladi' ditawarkan dalam bentuk kemasan kopi. (Istimewa)

DIDADAMEDIA, Bandung - Sebelas tahun tidak berkarya, akhirnya Pemuda Harapan Bangsa (PHB) merilis album anyar bertajuk 'Tua Tua Keledai'. Karya baru band asal Bandung tersebut dilempar ke pasar musik dengan kemasan yang unik.

Band yang digawangi Yoga (gendang), Adul (gitar), Nedi (vokal), Alam (gitar), dan Ivan (bass) tersebut berbagi cerita tentang proses karya yang banyak dinanti. Dalam acara rilis album 'Tua Tua Keladi' mereka mengungkapkan alasan yang menggiring PHB membuat karya lewat album terbaru.

"Merasa sudah tidak muda lagi, akhirnya menjadi alasan kami untuk membuat album setelah 11 tahun belum lempar karya," ungkap  Nedi kepada DIDADAMEDIA.

Lebih jauh PHB juga menuturkan, berawal dari kegelisahan melihat industri musik saat ini dimana toko CD atau kaset sudah semakin sulit ditemukan dan juga penjualan fisik yang sudah mulai terkikis oleh penjualan digital. Dari situlah mereka mengaku memutar otak untuk menghadapi situasi tersebut.

"Selain itu munculnya fenomena CD dijual dengan paket ayam, menginspirasi kami untuk meniru konsep bundling tersebut," akunya.

Namun, bukan PHB kalau tidak edan, begitulah pandangan kebanyakan orang kepada PHB. Sehingga untuk konsep album keempat pun PHB edankan dengan mengikuti kondisi saat ini di pasaran. "Akhirnya kami memutusakan menjual album bundling dengan kopi," kata sang vokalis.

Kenapa kopi? Dituturkan para personil, seperti yang banyak diketahui saat ini kedai kopi sedang marak dimana-mana. Sehingga, kali ini PHB ingin mencoba mengikuti tren tersebut. Kemasan album 'Tua Tua Keladi' dikemas layaknya berjualan kopi dan juga bundling dengan kopi dan beberapa gift yang sudah termasuk dalam satu kemasan.

"Kami berharap, dengan menyesuaikan diri pada kondisi yang ada akan memudahkan kami dalam melakukan distribusi album dan tetap memilihara semangat kami untuk berjuang. Setidaknya berjuang membuat sebuah artefak atau benda sejarah yang dibuat berdasarkan sebuah karya untuk menjadi cerita anak cucu kita di masa depan," tutup Yoga.



Editor: redaktur

Komentar