Aksi 22 Mei Berdampak Besar Terhadap Sektor Pariwisata Indonesia

aksi-22-mei-berdampak-besar-terhadap-sektor-pariwisata-indonesia Kericuhan saat aksi 21 dan 22 Mei membuat sejumlah negara mengeluarkan travel advisory. (Antaranews.com)

DIDADAMEDIA, Bandung - Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak karena aksi 22 Mei di Jakarta. Hal tersebut diakui Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat ditemui di sela-sela kegiatannya di Bandung, Kamis (23/5/2019).

Bahkan menurut Arief, sejumlah negara sudah mengeluarkan Travel Advisory (anjuran perjalanan) bagi warganya untuk berwisata ke Indonesia. Terkait hal ini, Arief tetap menghargai kebijakan Travel Advisory karena memang kewajiban suatu negara mengingatkan warganya jika akan berwisata.

"Terkait berapa nagara yang sudah mengeluarkan Travel Advisory sampai sore tadi sudah ada tiga negara ASEAN," ujar Arief.

Arief menegaskan Security dan Safety adalah salah satu pilar dalam sektor pariwisata. Arief mengakui tidak banyak langkah yang dapat dilakukan pihaknya, namun setidaknya 'mengaktifkan' crisis center yakni memberi penjelasan kepada industri, wisatawan hinhga kedutaan terkait apa yang tengah terjadi saat ini.

Kendati demikian, dia menegaskan hingga saat ini belum menghentikan promosi pariwisata ke Jakarta. Sebab dia bisa memastikan wilayah konflik hanya terjadi di titik kecil dari Jakarta yakni sekitar Kantor Bawaslu RI dan Tanah Abang saja.

"Karena saya tau yang krisis itu di titik kecil yaitu di sekitar Bawaslu dan tanah Abang sedikit. Belum dihitung dampaknya seberapa besar, saya tidak mengatakan tidak besar tapi saya tidak menghentikan promosi," ucapnya.

Arief mencontohkan, kasus yang dianggap besar hingga terpaksa menghentikan promosi wisata adalah saat bencana alam di Lombok dan Palu 2018 kemarin. Sebab sesuai aturan di dunia apabila suatu destinasi dianggap terlalu berbahaya maka Kementerian Pariwisata di negara tersebut harus menghentikan promosinya.

Disinggung apakah berpengaruh signifikan, Arief belum bisa menjawab karena bekum menghitung. Namun satu hal yang pasti adalah Kemenpar belum menghentikan promosi pariwisata Jakarta.

"Saya berani bertanggungjawab kalau orang ke Jakarta tidak apa-apa asal jangan ke titik Bawaslu, karena siapa juga yang mau kesana," ungkapnya.

Lebih lanjut dia pun berharap kondisi di Jakarta kembali pulih sehingga kunjungan pariwisata baik itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara normal lagi.


Editor: redaktur

Komentar