Arief Yahya: Pariwisata Jadi Core Ekonomi Indonesia

arief-yahya-pariwisata-jadi-core-ekonomi-indonesia Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (Trie Widiyantie/PindaiNews)

DIDADAMEDIA, Bandung - Kuliner memiliki kontribusi terbesar dalam industri ekonomi kreatif di Indonesia dengan angka 41,69% dibandingkan bidang lainnya seperti musik, televisi, radio, fotografi, seni pertunjukan, dan lainnya.

Menteri Pariwisata RI Arief Yahya mengatakan, kuliner memiliki pertumbuhan paling cepat dalam profit margin yakni sekitar 50%. Hal itu diungkapkan Menpar dalam acara Millennial Tourism Corner 2019 di Upnormal Coffee Roasters di Jalan Cihampelas, kota Bandung, Kamis (23/5/2019).

"Dari angka-angka tersebut, tentunya para pebisnis tahu bidang apa yang menjanjikan. Terlebih ada lima makanan yang menjadi national food yaitu nasi goreng, soto, sate, gado-gado dan rendang. Itu bisa menjadi acuan bagi yang ingin berbisnis di bidang kuliner," ungkap Arief.

Lebih detail, Menpar juga mengatakan ada 10 top makanan di Kota Bandung yang menjadi daya tarik untuk wisata kuliner. Hal itu membuktikan, jika industri kreatif termasuk wisata didalemnya memiliki keunggulan dan kelebihan.

"Belum ada bidang lainnya selain wisata yang memiliki kontribusi tinggi. Dan saya berani katakan wisata Indonesia dapat diunggulkan dengan negara lainnya, termasuk kuliner didalamnya," tandasnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, agar wisata kuliner Indonesia semakin mendunia, ada tiga strategi pengembangan wisata kuliner yaitu pertama, menetapkan national food yang sudah populer didunia.

Kedua, menetapkan destinasi wisata kuliner yang sedang didorong untuk menjadi destinasi gastronomi standard UNWTO dan ketiga, melahirkan CO branding dengan restoran Indonesia diaspora di mancanegara. "Kota Bandung sendiri masuk dalam destinasi wisata didunia dan itu menjadi kebanggaan bagi kita," tuturnya.

Tidak salah jika akhirnya, ia menegaskan pariwisata sebagai core ekonomi Indonesia. Terlebih diakuinya pariwisata memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif, antara lain pariwisata penghasil devisa terbesar.

"Tahun 2019 industri pariwisata diproyeksikan menyumbang devisa terbesar di Indonesia yaitu US $ 20 miliar. Dan dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisann masyarakat," ujarnya.

Disamping itu juga pariwisata menjadi terbaik di regional, dimana tahun 2019 pariwisata Indonesia di targetkan menjadi yang terbaik dikawasan regional bahkan malampaui ASEAN.

"Menjadi country branding wonderful Indonesia dan menduduki rangking 47 didunia mengalahkan country branding truly Asia Malaysia (rangking 96) dan country branding amazing Thailand (rangking 83). Yang pasti country branding wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differintioting pariwisata Indonesia," paparnya.



Editor: redaktur

Komentar