DIDADAMEDIA, Bandung - Massa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jawa Barat menggelar aksi keprihatinan atas meninggalnya ratusan petugas KPPS saat pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 di depan Kantor KPU Jawa Barat, kota Bandung, Rabu (22/5/2019).
Mereka menyebut pesta demokrasi tahun ini sebagai Pemilu Berdarah karena gugurnya ratusan korban petugas KPPS. Dalam aksi damai ini mereka membawa sejumlah spanduk dan mengibar-ngibarkan bendera kuning sebagai simbol kematian.
BACA JUGA :
Ketua KAMMI Jabar, Naufan Rizqullah mengatakan, bangsa Indonesia pada 17 April 2019 telah mencatatat sejarah untuk pemilihan umum secara serentak pertama kalinya selama Indonesia berdiri. Tetapi, Pemilu kali ini menyimpan banyak evaluasi dalam demokrasi. Terlebih kabar duka dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Dia mengungkapkan, KAMMI Jabar berharap pemerintah tidak mengabaikan atau menganggap sepele kejadian ini. Jatuhnya korban bedasarkan data Kementerian Kesehatan melalui dinas kesehatan tiap provinsi mencatat petugas KPPS yang sakit sudah mencapai 11.239 orang dan korban meninggal 527 jiwa.
"Diketahui faktor kelelahan karena jam kerja yang panjang menjadi pemicu jatuhnya korban. Namun perlu diteliti, dan menjadikan evaluasi kedepan agar demokrasi kita tidak mengorbankan kemanusiaan," ujar Naufan.
Berikut penyataan sikap KAMMI Jawa Barat merespons pelaksanaan Pemilu 2019:
1. KPU harus dievaluasi secara menyeluruh meliputi regulasi, perencanaan, organisasi, rekrutmen, pelatihan, hingga dukungan dan fasilitas untuk anggota KPPS saat menjalankan tugas
2. Membenahi sistem pemilu secepatnya
3. Membuat satgas meneliti kematian para korban
4. Pemerintah harus meminta maaf secara resmi atas gagalnya mereka mencegah jatuhnya korban