DIDADAMEDIA, Bandung - Pjs Direktur PD Pasar Bermartabat Kota Bandung, Andri Salman berharap api yang menghanguskan Pasar Kosambi bisa segera dipadamkan agar pedagang bisa kembali berjualan di Tempat Penampungan Pedagang Sementara (TPPS).
"Hari ini saya harapkan beres (pemadaman), biar besok bisa pasang TPPS. Mejanya sudah ada, karena mulai kerjanya (pemetaan TPPS) dari sempurnanya pemadaman, besok mungkin pendinginan," kata Andri di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (20/5/2019).
Dia mengatakan di bagian lantai bawah secara keseluruhan ada 360 tempat jualan, 218 diantaranya hangus terbakar yang terdiri dari 178 pedagang lapakan, dan 40 unit kios.
BACA JUGA :
Selain TPPS, PD Pasar Bermartabat melakukan langkah lain dengan memeriksa kondisi kekuatan bangunan pasca kebakaran. Selain itu pihaknya juga akan membuka ventilasi yang tertutup oleh dinding kios pedagang.
"Kita akan periksa kekuatan beton dan baja di dalamnya, lalu kita tertibkan ventilasi juga, itu tidak boleh (tertutup) seperti ini, yang depan haris dibongkar juga, ini ilegal, kalau bisa diproses (hukum)," katanya.
Terkait ketersediaan sumber air sistem pemadaman (hydrant), kata dia, Pasar Kosambi merupakan bangunan lama. Sehingga air untuk pemadam kebakaran hanya tersedia dari mobil pancar.
"Ini bangunan lama, ibaratnya kayanya belum terkondisikan, kalau misalnya udah seperti ini, kalau misalnya (hasil audit menyatakan) tidak layak dihuni setelah kebakaran ini, ya berarti kan harus ada proses perencanaan hydrant dari awal," kata dia.
Walaupun demikian, ia berharap Pasar Kosambi agar direvitalisasi ketimbang dirobohkan dan dibuat bangunan baru. "Ya kalau masih bisa digunakan lagi kenapa tidak, kita rehab, kalau saya tanya ke anak-anak pasti menyalahkan masa lalu itu, kita juga sekarang ingin berbenah," ujarnya.
Disamping itu, Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana juga mengamini wacana revitalisasi tersebut. Namun, kata dia, pihaknya akan meminta kepada Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung untuk mengkaji kelayakan bangunan Pasar Kosambi.
"Harus dilihat, kan laporan Kadisdamkar panasnya itu sampai 100 derajat ya, itu bisa memengaruhi struktur, nanti di audit ya biar lebih ilmiah kajiannya," tuntasnya.