Ini Aktivitas Terakhir 3 Gunung Api Jelang Mudik Lebaran 2019

ini-aktivitas-terakhir-3-gunung-api-jelang-mudik-lebaran-2019 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM. (Rizky Perdana/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Kasbani, memaparkan aktivitas terbaru beberapa gunung api aktif di Indonesia menjelang arus mudik dan libur lebaran 2019.

Kasbani meminta masyarakat memperhatikan rekomendasi yang diberikan PVMBG agar tetap aman selama perjalanan mudik dan ketika berwisata di hari libur lebaran. Ada tiga gunung api yang perlu dicermati oleh masyarakat yaitu Gunung Sinabung (Sumatra Utara), Gunung Anak Krakatau (Selat Sunda) dan Gunung Agung (Bali), berikut pemaparannya :

1. Gunung Sinabung

Pasca erupsi terakhir pada Juni 2018, secara visual aktivitas letusan sudah tidak teramati selama 10 bulan. Aktivitas vulkanik hanya berupa hembusan asap kaaah berwarna putih tipis-tebal, bertekanan lemah dengan ketinggian maksimum 500 meter di atas puncak. Terhitung sejak 20 Mei 2019 pukul 10.00 WIB status Gunung Sinabung diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).

Karena itu PVMBG memberikan rekomendasi sebagai berikut :

- Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 km untuk sektor Barat-Selatan, radius 5 km untuk sektor Selatan-Timur, radius 4 km untuk sektor Timur-Utara dan radius 3 km untuk sektor Utara-Barat dari puncak Gunung Sinabung.

- Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang Iebat agar tidak roboh.

- Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya Iahar.

- Masyarakat yang bermukim di sekitar hilir daerah aliran sungai Laoborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan alam yang terletak di hulu Sungai Laoborus dapat sewaktu-waktu runtuh dan mengakibatkan banjir lahar.

2. Gunung Anak Krakatau

Jumlah kejadian gempa selama 25 Maret hingga 20 Mei 2019 pukul 06.00 WIB menunjukkan penurunan dibandingkan periode erupsi Desember 2018 - Januari 2019 khususnya pada gempa letusan. Namun hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 kilometer dan area sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana.

Berdasarkan data-data visual dan instrumental, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin.

PVMBG pun menyimpulkan berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental hingga 20 Mei 2019 pukul 06.00 WIB, tingkat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih pada Level II (Waspada).

Oleh karena itu PVMBG memberikan rekomendasi :
- Masyarakat, pengunjung dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Anak Krakatau.

3. Gunung Agung

Aktivitas Gunung Agung masih belum stabil dan masih berpotensi terjadi erupsi sehingga disimpulkan tingkat aktivitasnya berada pada Level III (Siaga)

Oleh karena itu PVMBG memberikan rekomendasi sebagai berikut :

- Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.

- Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aiiran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

- Mengingat masih adanya potensi ancaman bahaya abu vulkanik dan mengingat bahwa abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia, maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar Gunung Agung agar senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipas ipotensi ancaman bahaya abu vulkanik.

- Pemerintah Daerah, BNPB dan instansi/Iembaga terkait lainnya agar terus menjaga komunikasi di antara pihak-pihak terkait mitigasi bencana letusan Gunung Agung sehingga proses diseminasi informasi yang rutin dan cepat dapat terus terselenggara dengan baik.

- Seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan agar tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Agung secara rutin karena data pengamatan dapat secara cepat berubah sehingga upaya-upaya preventif untuk menjamin keselamatan udara dapat dilakukan.

- Seluruh pihak agar tetap menjaga kondusivitas suasana di Pulau Bali, tidak menyebarkan berita bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Agung yang tidakjelas sumbernya.

Editor: redaktur

Komentar