Ramaikan Kertajati, Disparbud Jabar Kolaborasikan Wisata dan Umrah

ramaikan-kertajati-disparbud-jabar-kolaborasikan-wisata-dan-umrah . (ilustrasi/net)

DIDADAMEDIA, Bandung - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, bakal mengkolaborasikan potensi pariwisata dengan perjalanan umrah untuk meramaikan jumlah penerbangan dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.

Kadisparbud Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan berdasarkan hasil pertemuan dengan sejumlah biro perjalanan umrah ternyata banyak dari mereka sangat berharap bisa memberangkatkan calon jemaahnya dari Bandara Kertajati.

"Potensi umrah di Jawa Barat ini tinggi keberminatannya, nah kita kemas jadi wisata. Kami sudah fasilitasi pertemuan dengan travel agent, berharap sekali mereka terbang dari Kertajati," ujar Dedi saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).

Menurutnya, dalam sepekan satu biro umrah dapat memberangkatkan hingga 400 jemaah. Secara fasilitas bandara pun BIJB Kertajati sudah siap, terlebih lagi dengan rampungnya runway sepanjang 3.000 meter.

Kendati demikian, sejumlah travel agent umrah tersebut juga berharap ada fasilitas penunjang lainnya di sekitar bandara seperti hotel yang representatif. Terkait hal ini, Dedi mengakui baik di Majalengka dan Cirebon sudah ada hotel yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan Bandara Kertajati.

"Kita akan kerjasama dengan PHRI, ASITA. Ini umrah jadi marketing bersama dari kita dan PHRI untuk berikan kemudahan, misalkan satu diskon khusus, rate khusus sehingga langkah awal memulai semua," imbuhnya.

Sementara soal potensi pariwisata yang bisa ditawarkan, Dedi mengungkapkan di kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) memiliki beragam jenis wisata. Misalnya di Cirebon yang punya destinasi wisata religi seperti makam Sunan Gunung Jati lalu empat kesultanan yang ada di sana.

Begitu pula di Indramayu yang menyuguhkan wisata snorkeling dan diving di pulau Biawak dan pulau Gosong. "Masih di Cirebon ada garis pantai sepanjang 7 kilometer. Ada wisata kapal perang KRI Gajah Mada tahun 1948 bisa dilihat dekat bibir pantai," tambahnya.

Oleh karena itu, Dedi menilai potensi besar tersebut harus segera dimanfaatkan sebaik mungkin. Tujuannya agar bisa mengajak masyarakat untuk terbang dari Bandara Kertajati, bukan lagi dari Bandara Soekarno Hatta.'


Editor: redaktur

Komentar