Masih Sepi Peminat, Ini Potensi SMK Pertanian yang Belum Diketahui

masih-sepi-peminat-ini-potensi-smk-pertanian-yang-belum-diketahui Ilustrasi. (Net)

DIDADAMEDIA, Bandung – Kompetensi keahlian pertanian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jawa Barat masih sepi peminat. Untuk itu Dinas Pendidikan Jawa Barat mendorong masyarakat agar memahami bahwa SMK Pertanian juga tak kalah bersaing dengan kompetensi lain di dunia usaha.

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Dinas Pendidikan  Jawa Barat, Dodin Rusmin menuturkan, meski tidak dapat merinci namun berdasarkan evaluasi peneriman peserta didik baru tahun 2018, minat ke SMK Pertanian masih rendah. Padahal menurutnya, kompetensi keahlian pertanian punya potensi besar dalam revolusi industri 4.0 saat ini.

“Tahun kemarin masih ada SMK Negeri yang kekurangan siswa, setelah dievaluasi, padahal bidang pertanian itu bagus, tapi minatnya dari masyarakat belum antusias,” ujar Dodin di Kantor Dinas Pendidikan Jawa Barat, Bandung, Senin (6/5/2019).

Menurutnya, selama ini masyarakat masih menganggap pertanian selalu berurusan dengan cangkul, sawah, kotor dan lainnya. Maka dari itu, perlu sosialisasi dan penyadaran bahwa pertanian ini sudah bertransformasi menjadi industri modern dengan teknologi canggih.

Lebih lanjut dia memaparkan, kompetensi keahlian SMK bahkan sudah mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat melalui Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan  dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

“Pertanian itu tidak identik dengan mencangkul di sawah, kotor-kotoran lagi, tapi bagaimana bertani dengan pendekatan teknologi, modern, hasil produksinya bagus dan berkaitan dengan supporting pupuk,” imbuhnya.

Pengembangan komoditas kopi pun masuk dalam daftar salah satu inovasi dalam pertanian. Khusus di Jawa Barat sendiri sudah ada satu SMK di Tanjungsari Sumedang yang menjadi pilot project sekolah pertanian kopi.

SMK pertanian kopi tersebut akan berkolaborasi dengan SMK jurusan tata boga agar pembudidayaan, pengolahan hingga kopi yang siap dipasarkan itu terintegrasi di SMK.

“SMK didirikan harus berdasarkan potensi dareah yang didirkan, sekarang pendekatan sudah industri 4.0 jadi SMK yang membuka kompetensi baru diarahkan kepada industri 4.0,” tambahnya.

Pengembangan SMK Pertanian pun terus diupayakan dan menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Pendidkan  Jawa Barat. Hal yang terpenting sebenarnya adalah memastikan sarana prasarana selengkap-lengkapnya dan mengubah stigma negatif masyarat soal pertanian.

Editor: redaktur

Komentar