Akselerasi Proyek LRT, Jabar Usahakan Metode Pembiayaan B2B

akselerasi-proyek-lrt-jabar-usahakan-metode-pembiayaan-b2b Sekda Jabar Iwa Karniwa. (net)

DIDADAMEDIA, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertekad mendorong percepatan pembangunan proyek LRT Bandung Raya dengan mendahulukan progres trase Stasiun Tegalluar - Stasiun Bandung. Pemprov pun belajar ke proyek LRT yang ada di Palembang, Sumatera Selatan.

Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa menuturkan, dari delapan jalur monorel LRT, pihaknya sedang mengusahakan satu jalur yang dibangun menggunakan metode Business to Business (B2B). Hal tersebut agar mempercepat progres pengerjaan karena tidak memerlukan biaya APBN atau APBD.

Metode pendekatan B2B juga dilakukan agar tidak terlalu menjadi beban biaya besar bagi pemerintah, seperti yang terjadi di proyek LRT Palembang.

"Dari hasil rapat dan kajian serta pengalaman di Sumatera Selatan (LRT Palembang) itu menimbulkan beban biaya yang cukup signifikan, sehingga menjadi beban APBN dan APBD," ujar Iwa saat ditemui seusai menghadiri rapat pimpinan di Gedung Sate, Bandung, Senin (6/5/2019).

Mengakselerasi jalur LRT tersebut menjadi sebuah keharusan karena nantinya akan dikoneksikan dengan jalur Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

Iwa mengakui Pemprov sebenarnya ingin menggunakan pendekatan B2B untuk semua jalur agar cepat selesai, namun karena tidak memungkinkan maka saat ini baru satu jalur dengan pembiayaan B2B, sementara sisanya dengan Kerjasama Pemerintah bersama Badan Usaha (KPBU).

Proyek ini pun ditargetkan rampung pada Juni 2021 agar bersamaan dengan beroperasinya Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Progres trase stasiun Tegalluar - Stasiun Bandung ini pun panjangnya mencapai 15 kilometer.

"Maka Stasiun Tegalluar sepanjang 15 kilometer konsep penyelesaiannya B2B, PT Kereta Api sebagai leader dan pihak terkait dan BUMD Jabar bisa ikut di dalamnya," tegasnya.


Editor: redaktur

Komentar